Rabu, 04 Januari 2023

Aksi Nyata "Mengapa Kurikulum Perlu Dirubah" Oleh Puji Astuti,S.Pd.SD


Di zaman sekarang ini, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi Peserta didik. peserta didik mampu belajar dari siapa, kapan dan di mana saja. Itulah zaman sekarang.

Kemajuan teknologi informasi bahkan membuat pengetahuan dapat diakses dengan lebih mudah kapanpun dan dimanapun. Menembus batas ruang dan waktu. Murid dapat memilih cara belajar mereka sendiri.

Salah satu Pelatih Guru dan Praktisi Pendidikan Indonesia, Itje Chodidjah dalam sebuah video di Platform Merdeka Mengajar mengatakan bahwa terkadang guru abai dengan perubahan keadaan. Merasa ilmu dan pengalamannya selama ini cukup untuk mengantarkan murid meraih kesuksesan. Padahal, murid hidup pada zaman dan keadaan yang jauh berbeda dengan guru ketika ia menempuh pendidikan dulu.

Apa Itu Kurikulum?

Hingga saat ini, belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal. Meski kurikulum sering diartikan sebagai seluruh pengalaman belajar murid.

Namun, pada dasarnya kurikulum itu lebih kompleks dan multidimensi. Menurut Itje, kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal hingga titik akhir pengalaman belajar murid.

Dalam pendidikan, kurikulum ibarat jantung. Jika jantungnya lemah, maka proses penyaluran darah tidak akan lancar dan bisa berakibat fatal.

Ralph Tyler dalam bukunya The Principle of Curriculum menyatakan setidaknya ada 4 komponen kurikulum, yaitu: tujuan, konten, metode/cara, dan evaluasi. 

Umumnya banyak negara yang mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi tiga, yaitu : tujuan pembelajaran/konten, panduan pedagogi, dan panduan evaluasi. Komponen-komponen inilah yang dapat digunakan dalam mendesain kurikulum sesuai kebutuhan murid.

Sedangkan bagi seorang guru, Kurikulum adalah pedoman dan acuan untuk melakukan proses pembelajaran.

Mengapa Kurikulum Harus Berubah?

Di indonesia sendiri telah terjadi perubahan kurikulum berkali-kali. Isu-isu kekinian seperti perubahan iklim global, teknologi digital, industri multinasional dan transformasi budaya telah menuntut satuan pendidikan untuk mampu membantu murid agar siap menghadapi tantangan zaman. 

Kurikulum yang bersifat dinamis dapat dikembangkan dan diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi yang dibutuhkan. 

Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa, "Maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat".

Oleh karena itu, agar dapat menuntun murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya, pembelajaran termasuk kurikulum harus disesuaikan (berubah). Sudah siapkah kita? Kita harus siap Bapak Ibu.

Bukankah saat ini kita tidak harus meminta murid mengumpulkan makalah yang ditulis dengan mesin ketik atau disimpan dalam disket? Ya, zaman telah berubah. Itulah mengapa kurikulum pun perlu berubah.

Keberhasilan suatu kurikulum, bukanlah tanggung jawab salah satu pihak. Orang tua, masyarakat dan sekolah disebut sebagai tiga pilar pendidikan. Dibutuhkan kerja sama yang baik untuk mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid. 

Oleh karena itu, Mari ibu dan bapak guru hebat menjadi bagian dari perubahan yang akan membantu anak-anak didik kita ke arah yang lebih baik. 

Mohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi form di link di bawah ini sebagai respon umpan baliknya.

Klik DISINI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar